ibadah si Dungu

Rasanya tidak ada yg lebih bodoh lagi ketimbang lelaki separuh baya yang di panggil si Dungu ini. Sebab ia bedal, namun tidak menyadari kebedalanya. ia tidak mau menambah ilmu dengan mengajai untuk mengurangi kebodohanya.
suatu hari saking sok taatnya kepada iman dalam sholat jamaah, ia ikut menggaruk-garuk kepalanya tatkala kepala iman gatal dan sang iman menggaruk-garuknya. malah tiap kali iman berdehem karena suara serak, si dungu juga ikut-ikutan berdehem.
Akan tetapi walau dungu, ia termasuk orang yang hidupnya berkecukupan. Istrinya saja ada dua. yang satu masih muda dan cantik, namanya Hasanah, istri pertamanya gebrot dan pesek, namanya Jamila yang artinya cantik.
Tahun lalu si dungu berangkat haji ketana suci bersama kedua istrinya. suatu hari ia berkata kepada sang ustadz, "apa yang harus saya baca? saya tidak bisa menghafal yang susah-susah."

...
Ustadz itu menjawab "jangan bingung, baca saja doa sapu jagat."
itulah yang kemudian di kerjakan oleh si Dungu saat menjalankan tawaf dan sa'i. bahkan saking "khusyuk" nya, sampai-sampai sepanjang tawaf dipasar seng untuk belanjapun ia membaca doa "Rabbana atina fid dun-nya hasanah, wafil akhirati hasanan, waqina 'azabannar." akan tetapi lama-kelamaan istri tuanya yang bernama jamila tidak kuat lagi menahan api cemburunya. sambil mencubit keras-keras pinggang suaminya, ia menghardik "kamu memang taj tau di untung. aku ini istrimu yang sungsang sumbel membantu mencari rezeki sampai memperoleh kekayaan yang cukup banyak. tetapi, dari tadi yang kamu sebut-sebut dalam do'amu hanyalah hasanah melulu, istri mudamu yang cantik dan menarik. kalau aku tidak kamu panggil-panggil juga, aku akan pulang sekarang. dan semua harta kekayaanmu aku ambil dan ceraikan aku sekarang juga.
si Dungu tertunduk lesu, ia merasa bersalah, jamilah, istri tuanya, memang yang sebenarnya kaya-raya. ia hanya menumpang. maka dengan serta merta ia meminta maaf dan berkata, "Baiklah mulai detik ini do'aku akan ku ubah."
Akibatnya, seluruh jamaah terbelalak mendengar do'a si Dungu yangkini berbunyi "Rabbana atina fid dun-ya hasana, wafil akhirati jamila, waqina azabannaar."
Mungkin kisah ini hanya fiktif. Namun bukan berarti tidakk ada orang seperti si dungu yang beribadah tapi tanpa ilmu.